Hampir 1 Tahun yang lalu saya dan suami melaksanakan program inseminasi buatan. (cerita mengenai inseminasi pertama saya bisa di baca di cerita 1, cerita 2, cerita 3, dan cerita 4). Sayangnya program inseminasi kami yang pertama GAGAL. Ya.. termasuk pukulan berat buat saya mendapati kegagalan dalam usaha kami mendapatkan keturunan. Setelah program inseminasi buatan itu gagal, sepertinya saya sudah hopeless. Saya berhenti mencoba, saya serahkan semuanya kepada sang Maha Pencipta. Saya dan suami pasrah, mencoba menikmati hidup dan mengikuti alurnya. Sampai pada titik ini, dimana niat kami muncul, semangat kami bangkit kembali. Pernikahan kami sudah mau menginjak 3 Tahun. Waktu yang sangat lama dalam menunggu kehadiran buah hati. Dari yang awalnya saya sedih ketika teman saya yang baru saja menikah sudah memiliki anak, berusaha tegar saat sepupu saya juga sudah memiliki anak, sampai akhirnya di tahun ini adik saya sudah memiliki anak perempuan. Jika ditanya bagaimana perasaan saya melihat orang-orang terdekat disekitar saya yang sudah dikaruniai anak sungguhlah sangat berat. Ketika saya mendengar kabar baik dari mereka saya seketika menangis. Saya berfikir bagaimana ini? mereka yang baru saja menikah bisa memiliki keturunan, sedangkan saya sampai saat ini belum. Dan saya menangis di kamar semalaman.
MY MOOD'S NOTE
9 tahun yang lalu